Jumat, 10 September 2010 SYURGA

               MERAIH SYURGA-TINGGALKAN SIFAT DENGKI
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata, ' Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni Surga'. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari kaum Anshar yang datang sementara bekas air wudlu masih mengalir di jeggotnya, sedang tangan kirinya memegang terompah. Keesokan harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan seperti perkataannya yang kemarin. Lalu muncullah laki-laki itu legi persis seperti kedatangannya pertama kali. Di hari ketiga Rasulullah saw mengatakannya lagi dan datanglah laki-laki itu lagi seperti kedatangannya pertama kali. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saw beranjak, Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu membuntuti laki-laki tadi sampai ke rumahnya. Lalu Abdullah berkata, 'Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Bila kau setuju, aku mau tinggal bersamamu sampai tiga hari.' Dia menjawab, 'Ya, boleh.'"
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, "Abdullah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa dia telah menginap di tempat laki-laki itu selama tiga hari. Dia lihat orang itu sama sekali tidak bangun malam (tahajjud). Hanya saja, setiap kali dia berkata dan menggeliat di atas ranjangnya, dia selalu membaca dzikir dan takbir sampai dia bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Selain itu kata Abdullah, 'Aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Seteleh tiga malam berlalu dan hampir saja aku menyepelekan amalnya, aku terusik untuk bertanya, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran dan tak saling menyapa antara aku dengan ayahku, aku hanya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata tentang dirimu tiga kali, bahwa akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni Surga dan sebanyak tiga kali itu kaulah yang datang. Maka akupun ingin bersamamu agar bisa melihat apakah amalanmu itu dan nanti akan aku tiru. Tetapi kau ternyata tidak terlalu banyak beramal. Apakah sebenarnya hingga kau mencapai apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?' Maka dia menjawab, 'Aku tidak mempunyai amalan kecuali yang telah kau lihat sendiri'. Ketika akau hendak berpaling pergi, dia memanggilku, lalu berkata, 'Benar amalanku hanya yang kau lihat sendiri, hanya saja akau tidak mendapatkan pada diriku sifat curang terhadap seorang pun dari kaum muslimin. Aku juga tidak iri pada seseorang atas karunia yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepadanya.' Maka Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu berkata, 'Inilah amalan yang telah menyampaikanmu pada derajat tinggi dan inilah yang berat untuk kami lakukan.'"

Ada yang lupa dan luput dari Ummat Nabi Muhammad SAW sekarang ini, yaitu KASIH dan SAYANG. Dan dua hal ini yang akan berusaha dihancurkan oleh lawan-lawan kaum muslimin, dan sekarang sudah banyak terbukti. Akhirnya hal kecil saja, bisa saling membunuh; atau hal yang banyak dibahas Ulama, bisa saling menghina.
KASIH dan SAYANG telah diangkat terhadap seorang manusia dari turunan Nabi Adam As, sehingga adiknya dibunuh dengan tangannya sendiri. Itulah kisah makhsyur, perihal QABIL dan HABIL. Dan kisah tertulis dengan baik dalam Al-quran.
Bagaimana KASIH dan SAYANG bisa hilang dalam ummat Nabi Muhammad SAW? Karena merasa SOMBONG dan DENGKI kepada kaum yang lain. Yang menjadi pembunuhan pertama terjadi di muka bumi, karena SOMBONG dan DENGKI terhadap yang lain.
Maka sekarang ini harus berusaha menghilang penyakit ini SOMBONG dan DENGKI, dan penyakit ini bisa kena pada siapa saja termasuk kalangan Ulama dan Ustadz sekalipun. Sehingga akhirnya bisa hilang KASIH dan SAYANG itu.
KASIH, SAYANG, SOMBONG dan DENGKI banyak sekali bahasannya dalam Al-quran dan As-Sunnah, kalimat-kalimat ringan untuk diucapkan, TETAPI berat untuk dijinjing kemana-mana dalam hidup ini.
Banyak di antara kita membahas perihal SOMBONG dan DENGKI melalui kitab-kitab tebal yang ditulis para Ulama tetapi seperti tidak ada hasilnya. Kenapa bisa begitu? SOMBONG biasanya muncul ketika berhadapan dengan orang yang berada di bawah pandangan kita, apakah itu karena hartanya, ilmunya, prestasinya, keberaniannya, dsb. Sedangkan DENGKI biasanya muncul ketika kita berhadapan dengan orang yang dapat menyamai atau melebihi pandangan kita, apakah itu karena hartanya, ilmunya, prestasinya, keberaniannya, dsb.
Untuk menghilang SOMBONG dan DENGKI dalam diri kita, maka itulah harus dengan KASIH dan SAYANG. dua kata inipun ringan diucapkan, tetapi sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan kaum muslimin. Untuk mendapatkan KASIH dan SAYANG ini dalam diri kita, maka kita kaum muslimin harus berusaha mempunyai PIKIR HIDAYAH.
HIDAYAH merupakan keputusan Allah swt dan kehendakNYA. Maka kita harus mempunyai PIKIR HIDAYAH ini, sehingga apapun kita akan berusaha menjadi ASBAB HIDAYAH. dan hal ini akan menumbuhkan KASIH dan SAYANG dalam jiwa. Kata KASIH dan SAYANG merupakan dua kata yang sangat erat dengan kalimat BASMALAH yang berkaitan dengan Allah swt.
Banyak manusia dari dulu sampai sekarang tetapi Allah swt terus memberikan rejekiNYA, bagaimana kufurnya Firaun La’natullah. Tidak dimatikan langsung saja ketika mengaku sebagai Rab. Tetapi masih diberikan kesempatan beberapa kali, dan bahkan yang disuruhNYA adalah kekasihNYA sendiri Musa As dan Harun As. Dan ini tentunya merupakan pengorbanan yang besar dilakukan.
Jadi tidaklah mungkin KASIH dan SAYANG muncul dalam tubuh ummat Islam, tanpa adanya pengorbanan besar dengan jiwa dan harta sendiri. Tidaklah mungkin KASIH dan SAYANG ini muncul di tubuh Ummat, hanya dengan membahas-bahas kitab. Karena kata-kata ini sangat sederhana, KASIH dan SAYANG. Maka untuk mendapatkan itu, kaum muslimin harus berani berkorban dengan berlatih.
Pernah kami mendengar seorang Alim mencuci kamar mandi/wc sebelum menunaikan sholat malam di salah satu masjid, ada lagi kisah seorang pejabat tinggi di kepolisian dimarahi tukang ojek ketika mengajaknya ke masjid, seorang Alim besar berkhidmat kepada seorang tukang sereh, kisah seorang da’i mengajak makan anak-anak sekolahan, seorang Doktor menyediakan makan untuk orang-orang umum, dsb.
Semua hal itu untuk menumbuhkan KASIH dan SAYANG dalam tubuh Ummat Nabi Muhammad SAW. Dan hal itu dilakukan karena ada satu keinginan besar agar HIDAYAH Allah swt turun ke kaum muslimin lainnya dan ummat manusia secara umumnya, sehingga bersedia mereka berkorban apapun yang dilakukan dengan KASIH dan SAYANG. Itulah PIKIR HIDAYAH.
PIKIR HIDAYAH ini akan membentuk Ijtima’iyyah di tubuh kaum muslimin, karena pikir ini merupakan PUNCAK dari segala macam-macam Pikir-Pikir kaum muslimin yang ada. Dan Ijtima’iyyah itu di tubuh kaum muslimin hanya dapat dibangun dengan KASIH dan SAYANG, bukan dengan SOMBONG dan DENGKI.
Tanpa adanya PIKIR HIDAYAH maka akan sulit kaum muslimin MENGUNGGULI musuh-musuhnya di muka bumi, bahkan akan sulit MENGHINDARI dari trik-trik musuh-musuh kaum muslimin.
Semua khidmat pada Ummat Nabi Muhammad SAW perlu kita saling menghormati, dan satu sama lain itu akan memberikan peran bagi kaum muslimin. Dan tentunya perlu ada perakat untuk semua kaum muslimin di berbagai lapisan di manapun berada bahkan akan menarik ummat lain dekat dan masuk ke dalam pangkuan Al-Islam, dan PIKIR HIDAYAH itu yang perlu dibangun, dan dapat menumbuhkan KASIH dan SAYANG. 




Digg it StumbleUpon del.icio.us

IBROH

                                 KELAHIRAN BAYI

Kesalahpahaman manusia diibaratkan seorang bayi yang ada dalam rahim ibu. Jika ia boleh meminta, ia akan meminta kepada Allah untuk diberikan plasenta/tali ari-ari yang banyak. Karena bayi itu berfikir untuk apa adanya tangan, kaki, mata, telinga, dan lisan yang di dalam rahim itu tak banyak berfungsi. "Yang aku butuhkan saat ini adalah tali ari-ari untuk menyuplai/memasok makanan ke tubuhku!" kata sang bayi. Yang dianggap penting saat bayi di dalam rahim ibu ada-lah tali ari-ari.
Pada saat bayi itu lahir ke dunia ini, justru yang pertama kali dipotong dari tubuh si jabang bayi adalah tali ari-ari. Tenyata yang selama ini dianggap sebagai hal yang terpenting bagi kehidupan si bayi justru harus dipotong. Barulah si bayi menyadari bahwa untuk bekal hidup di dunia membutuhkan kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang, mata untuk melihat cahaya dan membedakan warna, telinga untuk mendengar, lisan untuk berbicara dan kelengkapan organ tubuh lainnya yang selama di dalam kandungan tidak banyak berfungsi. Malah kalau seandainya si bayi itu cacat atau mengalami kekurangan pada anggota tubuhnya akan membuat hidupnya di dunia terganggu dan menderita. Kalau pun si bayi itu meminta untuk dikembalikan ke dalam kandungan/rahim ibu tentunya hal ini tidak akan bias dan sulit dikabulkan oleh Allah subhanahuu wa ta’aalaa.
Saat di alam kandungan (rahim ibu), Allah subhanahuu wa ta’aalaa telah menyempurnakan fisik kita yang disediakan oleh Allah untuk kemanfaatan dalam kehidupan di dunia. Setelah manusia dilahirkan ke dunia ini, Allah perintahkan bukan untuk menyempurnakan fisik tubuh atau keduniaan kita tetapi untuk menyempurnakan iman dan amal shalih (agama). Jadi dunia ini bukan tempat menyempurnakan jasad tetapi dunia sebagai darul imtihan (sarana latihan) untuk menyempurnakan pelaksanaan amal agama.
Tali ari-ari pada bayi ibarat dunia dengan kemilaunya (harta, pangkat dan jabatan) sementara kaki, tangan dan mata bayi saat di alam rahim ibarat amal shalih yang tidak tampak manfaatnya ketika di dunia. Barulah ketika kita mati, amalan agama (shalat, dzikir, bacaan Al Quran, da'wah, puasa, sedekah, zakat, haji, jihad, menuntut ilmu dan semua kebaikan) terasa manfaat dan kegunaannya. Kekeurangan amal agama sebagaimana anggota tubuh yang mengalami cacat akan menyebabkan kesusahan dan penderitaan nanti di alam akhirat. Kalaupun dia meminta untuk dikembalikan ke dunia supaya bisa beramal saleh tentunya tidak akan dikabulkan oleh Allah. Hal ini dijelaskan oleh Allah subhanahuu wa ta’aalaa dalam Al-Quran Surat As-Sajadah ayat 12, yang artinya ,”Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya (karena malu) dihadapan Tuhannya, (seraya mereka berkata), Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah termasuk orang-orang yakin”.
Saat ajal menjemput justru yang diputus dari hidup kita adalah hubungan dengan harta benda dunia. Oleh karena itu mari kita perbaiki kesalahpahaman ini!
Sebaik-baik orang bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, karena sesungguhnya tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Akan tetapi sebaik-baik orang adalah ketika berbuat kesalahan dia mau memohon ampun kepada Allah, niat tidak akan mengulangi lagi dan selalu niat memperbaiki diri.




Digg it StumbleUpon del.icio.us

FADHILAH JANGGUT

KEUTAMAAN MEMELIHARA JANGGUT MENURUT ISLAM


1. Aisyah r.ha. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sepuluh perkara adalah fitrah, (diantaranya) mencukur kumis dan memanjangkan janggut.......'' (HR. Abu Dawud)

2. Di dalam kitab Hukmul Lihya Fil Islam yang dikutip dari Ibnu Hibban, terdapat hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang menyebutkan: "Rasulullah saw. bersabda bahwa di antara fitrah Islam adalah mencukur kumis dan memanjangkan janggut karena sesungguhnya orang-orang Majusi (orang yang menyembah api) memanjangkan kumis mereka dan men¬cukur janggutnya. Maka berbedalah kalian dari mereka dengan cara mencukur kumismu dan memanjangkan janggutmu." (HR. Ibnu Hibban)

3. Dari Zaid bin Arqam r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa tidak memotong kumisnya, maka dia bukanlah dari golongan kami." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasai)

Memanjangkan Janggut adalah perintah dalam ajaran Islam dan sunnah seluruh nabi a.s. Oleh sebab itu, mereka yang mempunyai pandangan bahwa meman¬jangkan janggut dan mencukur kumis adalah hanyalah kebudayaan orang-orang Arab, sama sekali tidak benar dan hujjah mereka tidak beralasan. Sebagian orang berkata bahwa Rasulullah saw. memelihara janggut dan memerintahkannya karena kaumnya, yakni orang-orang Arab juga memelihara janggutnya. Maka kemudian Rasulullah saw. memerintahkan sesuatu yang sesuai dengan lingkungannya dan ti¬dak bertentangan dengan mereka. bukan hanya itu, ada lagi yang mengatakan, "Seandainya Nabi datang pada zaman ini, tentu beliau akan mencukur janggutnya." Na'udzubillah. Inilah ucapan orang-orang jahil karena sesungguhnya Nabi saw. berbuat, memerintahkan, dan melarang sesuatu sesuai dengan kehendak Allah Swt.. Demikian juga mengenai ibadah, perilaku, akhlak, dan bentuk rupa untuk ummatnya. Di samping itu, Allah Swt. telah memerintahkan kepada beliau agar mengikuti jejak Nabi Ibrahim a.s. yang lurus, sekaligus memerintahkan kepada segenap kaum muslimin untuk melakukan hai yang sama. Maka, keadaan yang tersisa di kalangan Bani Ismail, yakni orang-orang Arab, adalah sebagai peninggalan nenek moyang mereka, yaitu Ibrahim a.s.. Kemudian nabi saw. mengambil dan mengamalkannya semata-mata untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim a.s., bukan karena menyesuaikan dengan lingkungan. Bukankah Nabi saw. juga telah menolakdan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menjadi kebiasaan bangsa Arab, dan Nabi tidak menyukai untuk dirinya maupun ummatnya? Padahal, perbuatan-perbuatan itu sangat umum dan berlaku saat itu, seperti bertato, menyambung rambut, membunuh anak mengubur bayi wanita hidup-hidup, tidak menggunakan satir ketika buang air kecil maupun buang air besar sehingga sebagian orang musyrik mencela bahwa mereka suka kencing seperti wanita. Demikian juga tradisi riba dalam berdagang, dosa orang tua harus ditanggung oleh anaknya, dan sebaliknya, kemudian thawaf dalam keadaan telanjang, kembali dari Muzdalifah dalam ibadah haji dengan berjalan telanjang, menggelung janggut, dan sebagainya. Jika Rasulullah saw. hanya menikuti tradisi di lingkungannya, tentu beliau tidak akan menolak dan meninggalkannya sehingga orang-orang Arab tidak perlu takut terhadap kegiatan dakwah beliau.

Dalam riwayat lain, Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. ber¬sabda, "Panjangkanlah janggut kalian dan cukurlah kumis kalian, dan dengan ini janganlah kalian menyerupai orang-orang-orang Yahudi dan Nasrani." Dalam sebuah hadits yang dikutip dari Musannaf bin Abi Syaiban diceritakan bahwa seorang Majusi yang mencukur janggutnya dan memanjangkan kumisnya datang menemui Rasulullah saw. “Ketika melihat hal itu, Rasulullah saw. bersabda, "Di dalam agama kami, kami diperintahkan agar mencukur kumis dan memanjangkan janggut." (Hukmul Lihyah Fil Islam}
Ibnu Asakir dan yang lainnya mengatakan bahwa Hassan r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Terdapat sepuluh kebiasaan yang dilakukan oleh umat Nabi Luth a.s. yang menyebabkan mereka dibinasakan. Di antara kebiasaan-kebiasaan itu disebut¬kan juga mengenai mencukur janggut dan memanjangkan kumis." Harits bin Abi Usamah r.a. meriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir r.a. bahwa suatu ketika seorang 'ajm yang tidak beragama Islam memasuki masjid. Rasulullah saw. bertanya, Apakah yang menyebabkan kamu melakukan perbuatan ini?" Dia menjawab, "Tuanku telah memerintahkan saya untuk melakukannya." Rasulullah saw. bersab¬da, "Allah telah memerintahkan saya agar memanjangkan janggut dan mencukur kumis." (Hikmul Lihyah Fil Islam)

Imam Ahmad bin Hambal rah. a. di dalam kitabnya yang berjudul Kitabuz Zuhud meriwayatkan dari Aqil bin Mudrik bahwa Allah telah mewahyukan kepada salah seorang nabi-Nya dari ka-langan bani Israil, bahwa hendaknya nabi itu memberitahukan ke¬pada ummatnya agar jangan memakan makanan musuh-musuh-Nya (misalnya daging babi) dan mereka yang meminum air yang diminum musuh-musuh-Nya (arak), dan mereka jangan menyerupai wajah-wajah yang serupa dengan musuh-Nya. Jika mereka melakukan hal ini juga, maka mereka juga adalah musuh-musuh-Nya.

Setelah kita meninggal, yang pertama kali akan diperlihatkan kepada kita adalah wajah Rasulullah saw.. Pada saat ini yang sangat diperlukan dan diharapkan adalah syafaat Rasulullah saw., Jika beliau saw. melihat wajah dan bentuk muka yang tidak sesuai dengan sunnahnya, maka Rasulullah saw. akan memalingkan wajahnya ke arah lain. Kalau ini terjadi betapa malangnya kita!






Digg it StumbleUpon del.icio.us

MASJID

ADAB-ADAB YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASJID

1. Dasar utama mendirikan masjid adalah takwa. (QS Taubah ayat 108-109))
2. Barangsiapa mendirikan masjid, Allah akan mendirikan untuknya bangunan seperti itu di surga. (Muslim)
3. Maksud masjid didirikan, adalah sebagai:
• Tempat shalat. (Muslim)
• Tempat dzikir. (Muslim)
• Tempat tilawat Al-Qur'an. (Muslim)
• Tempat majelis agama. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
• Tempat ta'lim Al-Qur'an. (Thabrani, Bazzar)
• Tempat ta'lim masail (membahas masalah agama/fiqih). (Thabrani)
• Pusat dakwah Islamiyah. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
4. Masjid hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan masyarakat dan mudah dikunjungi. (Ahmad, Abu Dawud) 
5. Masjid hendaknya sederhana, tidak terlalu mewah seperti orang Yahudi dan Nasrani yang memperelok gereja. (Abu Dawud). * Abu Darda ra. berkata, "Jika kamu mengukir-ukir masjid, maka kehancuran akan menimpamu." Berlomba-lomba memperindah masjid mengakibatkan riya dan berbangga diri. Akhirnya jauh dari maksud sebenarnya mendirikan masjid. Sabda Rasulullah saw., "Akan datang kepada manusia satu masa, dimana mereka akan berbangga-bangga dalam membangun masjid, tetapi mereka tidak meramaikannya, kecuali sebagian kecil saja." (Syarhus Sunnah)
6. Ketila keluar rumah disunahkan membaca :
Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi laa hawla walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim. (Abu Dawud, Hakim)
7. Jika melihat masjid hendaklah membaca basmalah dan shalawat atas Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. (Ahmad, Ibnu Majah)
8. Disunnahkan mendahulukan kaki kanan ketika masuk masjid dan membaca :
Allaahummaftahlii abwaaba rahmatik (Abu Dawud, Nasai) dan dilanjutkan dengan niat i’tikaf yaitu :
Nawaytul i’tikaafa fii haadzal masjidi lillaahi ta’alaa (Abu Nu’aim, Abu Dawud)
9. Disunahkan sholat 2 roka'at sebelum duduk di masjid (Bukhari, Muslim, Tirmidzi), yang dinamakan shalat tahiyyatul masjid, kecuali apabila ada darurat (hal yang mendesak) seperti Iqomat untuk sholat jama'ah sudah dikumandangkan atau hampir dlkumandangkan, maka kita tetap berdiri dan disunahkan membaca :
 Subhaanallaah walhaldulillaah walaailaaha-illallaahu wallaahu akbar (sebanyak 4 kali)
10. Disunahkan mengucapkan salam kepada orang yang hadir dimasjid. Kalau tidak ada orang maka disunahkan berdoa :
 Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin.
11. Sunnah rnemberi harum-haruman di masjid. (Nasa" i)
12.Selama di masjid hendaknya selalu menutup aurat. (Nasa' i)
13.Orang yang masuk masjid dikatakan tamunya Allah Subhanahuu wa ta’aala. (Abi Syaibah)
14. Disunahkan mendahulukan kaki kiri ketika keluar dari masjid dan membaca do'a:
 Allaahumma innii as’aluka min fad-lik (Abu Dawud, Nasai).
Beberapa hal yang dibolehkan dalam masjid :
1. Boleh mengeluarkan orang yang membawa bau-bauan tidak enak dari masjid (Nasai).
2. Boleh tidur di masjid, dengan niat i’tikaf (Bukhari, Muslim)
3. Boleh menjadikan tempat ibadah umat lain sebagai masjid (Nasai).
4. Boleh membongkar kuburan untuk dijadikan masjid. (Nasa'i). * Maksudnya, kuburan dipindahkan untuk dijadikan masjid.
5. Boleh tidur, makan, dan minum di masjid dengan niat i'tikaf. (Nasa' i)
Beberapa hal yang tidak dibolehkan dalam masjid :
1. Tidak boleh menjadikan kuburan sebagai masjid. (Nasa'i). * Selama kuburan belum dibongkar (dipindahkan), maka tempat itu tidak boleh dijadikan masjid.
2. Tidak boleh bersyair dan bernyanyi di dalam masjid. Jika mendengar orang bernyanyi di dalam masjid, dianjurkan berdo'a, "Semoga Allah menghancurkan mulutnya.." 3 kali. (Nasai)
3. Tidak boleh mengadakan jual beli di masjid. Jika melihat orang berjual beli di masjid, hendaknya berdo'a, "Semoga Allah merugikan perdagangannya." (Tirmidzi, Nasai)
4. Tidak boleh mencari barang hilang di dalam masjid. Jika melihat orang mencari barang hilang di dalam masjid, disunnahkan berdo'a, "Ya Allah, semoga barangnya tidak ditemukan..." (Muslim, Ibnu Majah)
5. Tidak boleh bersuara keras, tertawa, bersenda gurau, berbicara sia-sia, di dalam masjid. (Bukhari, Muslim)
6. Makruh membawa bau-bauan yang tidak enak, seperti: bau bawang, rokok, jengkol, pete, dan lain-lain. (Bukhari, Muslim)
7. Jangan buang angin di dalam masjid. (Muslim). * Karena akan menimbulkan bau-bauan tidak enak.
8. Tidak boleh membawa senjata terhunus ke dalam masjid. Kalau masih membawa juga senjata tersebut dimasukan ke dalam slongkop ( sarung senjata ) (Thabrani, Nasai)
9. Masjid tidak boleh dijadikan jalan lintasan untuk lewat. (Bukhari, Muslim)
10. Tidak boleh menyatukan pintu masjid untuk wanita dan laki-laki. Wanita tidak boleh masuk dari pintu laki-laki dan sebaliknya. (Abu Dawud)
11. Tidak boleh meludah di dalam masjid. (Nasai)
12. Tidak boleh memotong dan membersihkan kuku, rambut, mengibaskan kain dengan keras, menyisir rambut dan janggut, atau bersiwak di dalam masjid. Hal itu akan mengotori masjid. Jika ada kotoran-kotoran tersebut, sunnah mengeluarkannya dari masjid. (Abu Dawud) Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa menyapu kotoran dari masjid akan dijadikan sebagai maskawinnya bidadari di surga.
13. Tidak boleh mengeraskan suara, tertawa, bersenda gurau, bicara sia-sia di dalam masjid kecuali dzikrullah, membaca Al-Qur'an dan mengajar. (Bukhari, Muslim)
14. Diharamkan bagi orang yang berhadats besar berdiam (tinggal) di dalam masjid. Demikian juga badan yang terkena najis tidak masuk atau duduk dalam masjid atau tidak membawa pakaian yang terkena najis ke dalam masjid, tetapi kalau hanya untuk lewat tidak apa-apa.
15. Serambi masjid adalah sama dengan masjid dari segi hukum dan adab-adabnya, kecuali apabila dibangun setelah masjid dan belum diwakafkan sebagai masjid, maka bukan termasuk masjid.
16. Setiap bangunan yang diniatkan untuk masjid adalah wakaf, maka tidak diperbolehkan merubah atau membongkar bangunan masjid, kecuali darurat atau ada hajat seperti rapuhnya bangunan sehingga dikawatirkan akan roboh atau keberadaan masjid sudah tidak muat lagi.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya sebagian sesuatu yang akan menyusul orang mukmin dari amalnya dan kebaikannya setelah meninggalnya ialah ilmu manfaat yang ia sebarkan, anak shalih yang mendoakan, mushaf yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun untuk Ibnu Sabil, sungai yang ia alirkan, dan sedekah yang ia keluarkan dari hartanya yang baik pada waktu hidupnya, semuanya akan menyusulnya sesudah ia meninggal dunia." (HR. Ibnu Majah).
Dalam riwayat yang lain disebutkan: "Barangsiapa yang membangun sebuah rumah yang digunakan untuk beribadah kepada Allah dari harta yang halal, maka Allah akan membangunkan untuknya se¬buah rumah di surga dari intan dan mutiara." (HR. Thabrani).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah SAW. bersabda: "Orang-orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan, mereka itulah orang-orang yang masuk ke dalam rahmat Allah."
Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad r.a. katanya: Rasulullah SAW. bersabda: "Hendaklah orang-orang yang berjalan dalam kegelapan malam menuju ke masjid dengan bergembira melainkan akan diberikan cahaya terang pada hari kiamat." (HR. Ibnu Majah).
 




Digg it StumbleUpon del.icio.us

ALLAH

MENILAI ALLAH DENGAN SEBENARNYA

Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam QS Al-Hajj ayat 74 :
Artinya :”Mereka tidak menilai Allah dengan nilai yang sebenarnya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.
Ketika ayat ini turun dan dibacakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam kepada orang banyak, maka mereka menangis tersedu-sedu dengan mencucurkan air mata.
Marilah kita berfikir sejenak. Saya telah dihidupkan dan setiap saat mengalir kenikmatan dari Allah Subhanahu wa ta’ala, namun apa yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Alangkah banyaknya waktu saya dalam kelalaian, kesia-siaan, kealpaan bahkan kadang-kadang saya menentang Allah. Saya merasa tidak dilihat oleh Allah, sehingga banyak waktu digunakan hanya untuk mengikuti keinginan hawa nafsu yang menjauhkan saya dari Allah.
Untuk mengatasi perkara ini dimulai dengan memperbaiki hati. Nilai manusia adalah hatinya. Hati dicetak untuk mencintai siapa yang berbuat baik kepadanya. Kalau hati selalu sadar merasa bahwa dia dihidupkan oleh Allah, diberi nikmat oleh Allah, digerakkan oleh Allah, dijaga oleh Allah, selalu diawasi oleh Allah, butuh dan bergantung kepada Allah, akan kembali kepada Allah, ditanya dan diadili oleh Allah, maka saya akan berusaha untuk selalu patuh dan taat kepada Allah, banyak berdzikir dengan mengagungkan dan memuliakan Allah. Kesusahan dan kesulitan dalam ketaatan kepada Allah dirasakan sebagai kenikmatan yang lebih daripada kenikmatan makan, minum dan kebendaan lainnya. Keinginannya hanya satu yaitu bagaimana Allah ridha kepada saya. Allah ridha kepada saya……………….

ALLAH

Allah adalah Maha Besar, pencipta segala yang yang tampak dan tidak tampak oleh mata kita. Karena itu pengetahuan tentang Allah, adalah pengetahuan yang Maha Besar, pengetahuan maha tinggi, lebih penting dan lebih tinggi dari pengetahuan lainnya. Agak mengherankan kalau ada orang yang sangat tertarik hatinya untuk mempelajari tentang bumi, bintang, matahari, komputer, bahasa Inggris dan ilmu lainnya, tetapi tidak tertarik hatinya untuk mempe¬lajari tentang Allah Yang Maha Besar yang menciptakan dan menghidupkan dirinya sendiri.
Tidak pantas dan tidak layak rasanya kalau tentang nyamuk, tanah, air, gula, beras, dan lainnya dipelajari sedalam-dalamnya, tetapi tentang Allah tidak dipelajari. Mari kita mempelajari segala sesuatu tentang Allah, di samping berbicara tentang gula dan beras, tentang tekstil, sepak bola, volley ball, minyak tanah dan sebagainya. Ketahuilah bahwa obat paling mujarab untuk menenangkan jiwa dalam suasana saat ini dengan berbagai kesusahan dan kesulitan, bukan tontonan seperti bioskop, rekreasi, pemandian dan hiburan lainnya, tetapi mengingat dan berbicara kebesaran Allah, berfikir akan luas dan besarnya ciptaan Allah serta menghitung-hitung segala nikmat dan pemberian Allah. Allah berfirman dalam QS Ar Ra’du ayat 28 :
Artinya :”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”
 Dan sebaliknya Allah berfirman dalam QS Thaha ayat 124 :
Artinya : “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU(tidak ingat dan tidak patuh kepada Allah) maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
ALLAH MENGETUK HATI KITA

Kita hidup dengan berbagai aktivitas melalui waktu yang berulang yaitu siang dan malam. Pernahkah kita merenung, bagaimana jika Allah tidak menjadikan siang dan malam itu? Perhatikan firman Allah dalam QS Al Qasas ayat 71 – 73 :
Artinya : “Katakanlah, terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? “Katakanlah, terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari), dan pula supaya kamu bersyukur kepada-Nya.”
Peredaran matahari dan bulan bukan hanya membikin adanya malam dan siang, tetapi ada maksud yang lebih tinggi yaitu untuk dijadikan perhitungan, sehingga tiap hari kita bisa mengatur kehidupan kita untuk beribadah kepada Allah dalam hubungannya dengan diri sendiri, keluarga dan masyarakat (ummat). Demikian pula bisa diatur waktu untuk mencari rezeki dan waktu untuk melepaskan lelah/tidur. Karena itu perlu kita me-manajemen/merencanakan aktivitas kehidupan setiap hari, apakah kita termasuk orang yang bersyukur/berterimakasih kepada Allah dengan segala kenikmatan/potensi yang diberikan oleh Allah atau tidak. Umar radiyallaahu ‘anhu berkata :
Artinya : “Hitunglah (segala aktivitas) dirimu (di dunia), sebelum kamu dihitung (di akhirat).”
Ketahuilah bahwa orang yang cerdik adalah orang yang beramal untuk kebahagiaannya di akhirat….. 




































































Digg it StumbleUpon del.icio.us