MENILAI ALLAH DENGAN SEBENARNYA
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam QS Al-Hajj ayat 74 :
Artinya :”Mereka tidak menilai Allah dengan nilai yang sebenarnya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.
Ketika ayat ini turun dan dibacakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam kepada orang banyak, maka mereka menangis tersedu-sedu dengan mencucurkan air mata.
Marilah kita berfikir sejenak. Saya telah dihidupkan dan setiap saat mengalir kenikmatan dari Allah Subhanahu wa ta’ala, namun apa yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Alangkah banyaknya waktu saya dalam kelalaian, kesia-siaan, kealpaan bahkan kadang-kadang saya menentang Allah. Saya merasa tidak dilihat oleh Allah, sehingga banyak waktu digunakan hanya untuk mengikuti keinginan hawa nafsu yang menjauhkan saya dari Allah.
Untuk mengatasi perkara ini dimulai dengan memperbaiki hati. Nilai manusia adalah hatinya. Hati dicetak untuk mencintai siapa yang berbuat baik kepadanya. Kalau hati selalu sadar merasa bahwa dia dihidupkan oleh Allah, diberi nikmat oleh Allah, digerakkan oleh Allah, dijaga oleh Allah, selalu diawasi oleh Allah, butuh dan bergantung kepada Allah, akan kembali kepada Allah, ditanya dan diadili oleh Allah, maka saya akan berusaha untuk selalu patuh dan taat kepada Allah, banyak berdzikir dengan mengagungkan dan memuliakan Allah. Kesusahan dan kesulitan dalam ketaatan kepada Allah dirasakan sebagai kenikmatan yang lebih daripada kenikmatan makan, minum dan kebendaan lainnya. Keinginannya hanya satu yaitu bagaimana Allah ridha kepada saya. Allah ridha kepada saya……………….
ALLAH
Allah adalah Maha Besar, pencipta segala yang yang tampak dan tidak tampak oleh mata kita. Karena itu pengetahuan tentang Allah, adalah pengetahuan yang Maha Besar, pengetahuan maha tinggi, lebih penting dan lebih tinggi dari pengetahuan lainnya. Agak mengherankan kalau ada orang yang sangat tertarik hatinya untuk mempelajari tentang bumi, bintang, matahari, komputer, bahasa Inggris dan ilmu lainnya, tetapi tidak tertarik hatinya untuk mempe¬lajari tentang Allah Yang Maha Besar yang menciptakan dan menghidupkan dirinya sendiri.
Tidak pantas dan tidak layak rasanya kalau tentang nyamuk, tanah, air, gula, beras, dan lainnya dipelajari sedalam-dalamnya, tetapi tentang Allah tidak dipelajari. Mari kita mempelajari segala sesuatu tentang Allah, di samping berbicara tentang gula dan beras, tentang tekstil, sepak bola, volley ball, minyak tanah dan sebagainya. Ketahuilah bahwa obat paling mujarab untuk menenangkan jiwa dalam suasana saat ini dengan berbagai kesusahan dan kesulitan, bukan tontonan seperti bioskop, rekreasi, pemandian dan hiburan lainnya, tetapi mengingat dan berbicara kebesaran Allah, berfikir akan luas dan besarnya ciptaan Allah serta menghitung-hitung segala nikmat dan pemberian Allah. Allah berfirman dalam QS Ar Ra’du ayat 28 :
Artinya :”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”
Dan sebaliknya Allah berfirman dalam QS Thaha ayat 124 :
Artinya : “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU(tidak ingat dan tidak patuh kepada Allah) maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
ALLAH MENGETUK HATI KITA
Kita hidup dengan berbagai aktivitas melalui waktu yang berulang yaitu siang dan malam. Pernahkah kita merenung, bagaimana jika Allah tidak menjadikan siang dan malam itu? Perhatikan firman Allah dalam QS Al Qasas ayat 71 – 73 :
Artinya : “Katakanlah, terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? “Katakanlah, terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari), dan pula supaya kamu bersyukur kepada-Nya.”
Peredaran matahari dan bulan bukan hanya membikin adanya malam dan siang, tetapi ada maksud yang lebih tinggi yaitu untuk dijadikan perhitungan, sehingga tiap hari kita bisa mengatur kehidupan kita untuk beribadah kepada Allah dalam hubungannya dengan diri sendiri, keluarga dan masyarakat (ummat). Demikian pula bisa diatur waktu untuk mencari rezeki dan waktu untuk melepaskan lelah/tidur. Karena itu perlu kita me-manajemen/merencanakan aktivitas kehidupan setiap hari, apakah kita termasuk orang yang bersyukur/berterimakasih kepada Allah dengan segala kenikmatan/potensi yang diberikan oleh Allah atau tidak. Umar radiyallaahu ‘anhu berkata :
Artinya : “Hitunglah (segala aktivitas) dirimu (di dunia), sebelum kamu dihitung (di akhirat).”
Ketahuilah bahwa orang yang cerdik adalah orang yang beramal untuk kebahagiaannya di akhirat…..
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam QS Al-Hajj ayat 74 :
Artinya :”Mereka tidak menilai Allah dengan nilai yang sebenarnya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.
Ketika ayat ini turun dan dibacakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam kepada orang banyak, maka mereka menangis tersedu-sedu dengan mencucurkan air mata.
Marilah kita berfikir sejenak. Saya telah dihidupkan dan setiap saat mengalir kenikmatan dari Allah Subhanahu wa ta’ala, namun apa yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Alangkah banyaknya waktu saya dalam kelalaian, kesia-siaan, kealpaan bahkan kadang-kadang saya menentang Allah. Saya merasa tidak dilihat oleh Allah, sehingga banyak waktu digunakan hanya untuk mengikuti keinginan hawa nafsu yang menjauhkan saya dari Allah.
Untuk mengatasi perkara ini dimulai dengan memperbaiki hati. Nilai manusia adalah hatinya. Hati dicetak untuk mencintai siapa yang berbuat baik kepadanya. Kalau hati selalu sadar merasa bahwa dia dihidupkan oleh Allah, diberi nikmat oleh Allah, digerakkan oleh Allah, dijaga oleh Allah, selalu diawasi oleh Allah, butuh dan bergantung kepada Allah, akan kembali kepada Allah, ditanya dan diadili oleh Allah, maka saya akan berusaha untuk selalu patuh dan taat kepada Allah, banyak berdzikir dengan mengagungkan dan memuliakan Allah. Kesusahan dan kesulitan dalam ketaatan kepada Allah dirasakan sebagai kenikmatan yang lebih daripada kenikmatan makan, minum dan kebendaan lainnya. Keinginannya hanya satu yaitu bagaimana Allah ridha kepada saya. Allah ridha kepada saya……………….
ALLAH
Allah adalah Maha Besar, pencipta segala yang yang tampak dan tidak tampak oleh mata kita. Karena itu pengetahuan tentang Allah, adalah pengetahuan yang Maha Besar, pengetahuan maha tinggi, lebih penting dan lebih tinggi dari pengetahuan lainnya. Agak mengherankan kalau ada orang yang sangat tertarik hatinya untuk mempelajari tentang bumi, bintang, matahari, komputer, bahasa Inggris dan ilmu lainnya, tetapi tidak tertarik hatinya untuk mempe¬lajari tentang Allah Yang Maha Besar yang menciptakan dan menghidupkan dirinya sendiri.
Tidak pantas dan tidak layak rasanya kalau tentang nyamuk, tanah, air, gula, beras, dan lainnya dipelajari sedalam-dalamnya, tetapi tentang Allah tidak dipelajari. Mari kita mempelajari segala sesuatu tentang Allah, di samping berbicara tentang gula dan beras, tentang tekstil, sepak bola, volley ball, minyak tanah dan sebagainya. Ketahuilah bahwa obat paling mujarab untuk menenangkan jiwa dalam suasana saat ini dengan berbagai kesusahan dan kesulitan, bukan tontonan seperti bioskop, rekreasi, pemandian dan hiburan lainnya, tetapi mengingat dan berbicara kebesaran Allah, berfikir akan luas dan besarnya ciptaan Allah serta menghitung-hitung segala nikmat dan pemberian Allah. Allah berfirman dalam QS Ar Ra’du ayat 28 :
Artinya :”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”
Dan sebaliknya Allah berfirman dalam QS Thaha ayat 124 :
Artinya : “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU(tidak ingat dan tidak patuh kepada Allah) maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
ALLAH MENGETUK HATI KITA
Kita hidup dengan berbagai aktivitas melalui waktu yang berulang yaitu siang dan malam. Pernahkah kita merenung, bagaimana jika Allah tidak menjadikan siang dan malam itu? Perhatikan firman Allah dalam QS Al Qasas ayat 71 – 73 :
Artinya : “Katakanlah, terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? “Katakanlah, terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari), dan pula supaya kamu bersyukur kepada-Nya.”
Peredaran matahari dan bulan bukan hanya membikin adanya malam dan siang, tetapi ada maksud yang lebih tinggi yaitu untuk dijadikan perhitungan, sehingga tiap hari kita bisa mengatur kehidupan kita untuk beribadah kepada Allah dalam hubungannya dengan diri sendiri, keluarga dan masyarakat (ummat). Demikian pula bisa diatur waktu untuk mencari rezeki dan waktu untuk melepaskan lelah/tidur. Karena itu perlu kita me-manajemen/merencanakan aktivitas kehidupan setiap hari, apakah kita termasuk orang yang bersyukur/berterimakasih kepada Allah dengan segala kenikmatan/potensi yang diberikan oleh Allah atau tidak. Umar radiyallaahu ‘anhu berkata :
Artinya : “Hitunglah (segala aktivitas) dirimu (di dunia), sebelum kamu dihitung (di akhirat).”
Ketahuilah bahwa orang yang cerdik adalah orang yang beramal untuk kebahagiaannya di akhirat…..
0 komentar:
Posting Komentar